Senin, 28 Maret 2011

ALKITAB INFERIOR KARENA TERBUKTI ISINYA BANYAK DIKORUPSI

Banyak pengkritik sependapat dengan pernyataan sebagai berikut: Ayat-ayat
dan isi Alkitab ternyata tidak asli lagi, melainkan telah dihilangkan
atau diganti (istilahnya: korupsi ayat) oleh penyalin-penyalin Alkitab
sehingga memunculkan Alkitab campuran dengan hasil tangan-tangan
kotor.

Prof. Bakry mengatakan: “Al Quran menyatakan juga bahwa kitabkitab
Injil dan Taurat yang sekarang telah diubah isinya oleh orangorang
Nasrani (dan Yahudi) sehingga isinya tidak sesuai lagi dengan
prinsip agama Tauhid…” dan bahwa … Al Quran telah memberikan bukti
kebenarannya dalam mengkoreksi dan menunjukkan adanya ayat-ayat
palsu tersebut. (IQMB hal. 33&31).

Tetapi baiklah kita menyampaikan balik bahwa apa yang disebut sebagai
bukti korupsi ayat seperti yang diistilahkan di atas bukanlah bukti sama sekali,
melainkan keyakinan pengkritik pribadi yang tidak mau melihat kebenaran
Alkitab dari sudut pandang Alkitab sendiri. Mereka hanya mendiskreditkannya
dari nara sumber lain yang tidak dikenal Alkitab. Dr. Robert Morey –
mengatakan bahwa apa yang mereka sebut “bukti” itu sebenarnya hanyalah
sejenis pendalihan yang berputar-putar (circular reasoning) sebagai berikut:

Kamis, 24 Maret 2011

ALKITAB INFERIOR KARENA INJIL HANYALAH HADIS YANG LEMAH

ALKITAB INFERIOR KARENA INJIL HANYALAH HADIS YANG LEMAH

Perhatikan kritik tajam terhadap Alkitab yang telah dilontarkan dengan panjang lebar, namun inti sarinya adalah seperti di bawah ini: “Berlainan dengan Quran, maka Injil-injil dan Perjanjian Baru hanyalah merupakan hadis-hadis yang lemah (seperti hadis Munqathi, Mu’dhal, Dhaif dan Maudhu’ ) sehingga sulit dipertanggungjawabkan kebenarannya”. (disarikan dari IQMB hal. 30-
31)

Kritikan begini hanya terjadi dalam pemahaman yang naïf. Ketika kita berbicara tentang Kitab Pewahyuan Tuhan, yang multi dimensi itu, maka kita segera harus bersikap hati-hati bahwa kelemahan-kelemahan yang tampak tidaklah otomatis merupakan kesalahan-kesalahan. Dan kesulitan-kesulitan pemahaman bukanlah otomatis tidak benar. Sebab keterbatasan dimensi kita, yang kini diperhadapkan dengan multi dimensinya Tuhan, maka apa yang kita lihat sebagai “lemah dan sulitnya” aspek Tuhan sangatlah mungkin (dan selalu akan begitu) merupakan “lemah dan sulitnya” kita sendiri dalam pemahamannya! Dengan kearifan demikian kita tidak cepat terjebak dalam “kebenaran” yang dangkal, alias tidak benar.

Jumat, 11 Maret 2011

ALKITAB INFERIOR KARENA IA TIDAK DIAMANKAN DARI KEHILANGAN DAN KONTRADIKSI

ALKITAB INFERIOR KARENA IA TIDAK DIAMANKAN DARI
KEHILANGAN DAN KONTRADIKSI


Ada lagi model kritikan yang umum dilakukan terhadap Injil, yaitu dengan mengkonfrontasikan hakekat atau karya Tuhan dengan kata tantangan “JIKALAU”, misalnya oleh Dr. M. Ali AL-Khuli (KTIA hal 92):
“Jikalau memang benar Tuhan menjadikan Injil sebagai KitabNya yang terakhir, pasti Dia akan menjaganya dari kehilangan dan perselisihan-perselisihan”

Orang-orang arif malahan menjadi tersenyum menghadapi kecaman demikian. Soalnya kritik ini akan persis “men-jikalaukan” hal yang sama terhadap Kitab Suci yang dipunyai pengkritik:
“Jikalau memang benar Tuhan menjadikan Quran sebagai KitabNya dengan Wahyu terakhir pasti Dia akan menjaganya dari perselisihan-perselisihannya dengan wahyu-wahyu Tuhan terdahulu, Taurat dan Injil, yang kedua-duanya telah dibenarkan oleh Quran sendiri.

Kenapa Taurat dan Injil harus dijaga Allah? Alasannya banyak! Namun antara lain tercermin pada QS Yunus 10:94.
“Maka jika engkau (Muhammad) dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakan-lah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum engkau. Sungguh telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali engkau termasuk orang yang ragu”.

Minggu, 30 Agustus 2009

Apa Ada Kitab Tuhan Dengan Naskah Asli?

Terlalu sering orang-orang Kristen mendengar pengkritik melontar ucapan-ucapan tidak intelek dan tanpa bukti: "Alkitabmu telah kalian ubah", "Alkitabmu korup". Kini secara fair, akankah pengkritik berhati lapang untuk mendapati bahwa ucapan yang sama boleh jadi akan tertuding balik kepada mereka? Baik! Kita berdialog dan bukan bermonolog.

Sekalipun manuskrip asli Perjanjian Baru tidak kita miliki, namun seperti yang telah diperlihatkan kita memiliki amat banyak salinan-salinan asli versi-versi terjemahan, dan kutipan-kutipan tekstual yang sangat tua, yang kesemuanya diturunkan atau diterjemahkan dari satu sumber ajaran doktrinal yang sama. Tuduhan bahwa isi Perjanjian Baru ada berbagai versi, jelas hanyalah karena pemahaman yang salah, atau memang kesengajaan untuk melantangkan ucapan yang merendahkan. Sebab isi Perjanjian Baru selalu satu, dengan berbagai versi terjemahan. Dalam bahasa Inggris, ada versi The King James, The New King James, The American Standart, Revised Standart, dan lain-lain. Dalam bahasa Indonesia, ada terjemahan lama, terjemahan baru, bahasa sehari-hari dan seterusnya (sama halnya dengan Quran yang juga diterjemahkan dalam banyak versi). Namun semuanya ini hanyalah terjemahan yang tetap sesuai dengan salinan asli Perjanjian Baru bahasa Yunani dan Perjanjian Lama Ibrani yang telah terpelihara jauh sebelum kedatangan Islam.